Berburu Durian di Medan

Siapa yang tidak kenal dengan buah yang satu ini. Kulitnya berduri, wanginya harum menusuk, rasanya manis-manis legit. Yap, durian itulah namanya. Dikenal dengan ‘Rajanya buah’, si durian ini menjadi buah yang menuai kontroversial. Mengapa demikian?  Karena selain dicintai banyak peminat, buah ini juga dibenci banyak orang terutama karena aromanya yang tiada duanya. Nah, anda termasuk yang mana??

Satu yang membuat saya sedikit sumringah ketika menginjakkan kaki pertama kali di kota Medan adalah pemandangan buah durian di pinggir jalan. Ini menandakan bahwa mendapatkan durian di kota ini tidak sesulit sebagaimana di tempat asal saya, Sumedang. Dan benar saja mau musim apa pun di kota ini kita bisa asyik makan durian. Musim hujan, musim kemarau, musim rambutan, musim duku, tidak mempengaruhi keberadaan durian di sini. Apalagi sampai saya mengetahui beberapa tempat yang always on dengan durian seperti di jl. Iskandar Muda dan jl. Pelajar.

Di Jl. Iskandar Muda ada dua tempat yang menjadi pusat mangkal para penikmat durian yaitu kedai Pak Singlet dan kedai Ucok. Kalau saya lebih sering berburu durian di jl.Pelajar karena lebih dekat dengan domisili saya disini. Bedanya lagi di jl.Pelajar justru lebih seru karena kita bakal berebut dengan penjual eceran durian yang juga menunggu mobil bak terbuka yang dipenuhi ratusan durian berbagai ukuran.

Makin hari durian yang saya cicip di kota ini semakin bervariasi. Itu pun tidak sengaja saya cari namun datang sendiri lewat teman-teman satu kantor. Ada durian dari Kutacane (Aceh Tenggara), dari Tapaktuan (Aceh Selatan), durian Bahorok (Bukit Lawang) juga durian dari Tangkahan. Yang terakhir ini saya rasa paling top markotop.  Legitnya, kelembutannya, aromanya benar-benar mewah. Apalagi kalau duriannya gratis dikasih sama yang punya kebun. Maknyusss!^^